Budaya Batak Iklan selama 2 bulan - 7 April
Headlines News :
Home » , , , » Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang

Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang

BALI DUA ONLINE - Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang. Sebelumnya anda sudah membaca tentang Kehidupan Malam di Malang. Kelanjutan dari postingan tersebut adalah Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang.

Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang
Ilustrasi

Siapa yang tidak mengenal Jalan Pajajaran kelurahan Klojen daerah Trunojoyo, tentunya hampir semua warga malang mengetahui jalan ini, jalan yang terkenal dengan area dan tempat prostitusi ini, hampir tidak pernah dapat perhatian pemerintah. Terbukti dengan tidak pernahnya dilakukannya razia dan reaksi tegas oleh aparat negara, walaupun pada waktu bulan suci Ramadhan sekalipun. Seperti yang diungkapkan oleh pedagang kopi area stasiun, bapak Selamet Mulyono (42), menurutnya pemerintah terkesan menutup mata terhadap masalah ini, polisi tidak berani karena ada backing tentara, dan merekalah yang bekerja-sama dengan agent atau germonya. Memang tidak bisa terbantahkan lagi ketika kami berjalan di sepanjang jalan Padjajaran ada Markas TNI yang terkesan acuh tak acuh kepada para wanita tunasusila yang sedang mencari lelaki hidung belang di jalan tersebut. Wanita yang dihargai paling murah Rp. 150.000 per jam ini memiliki pelanggan pun tidak tanggung-tanggung, bahkan ada yang berasal dari Timor Leste. Rata-rata usia mereka adalah 20 sampai 30 tahun. Dan mereka semalamnya bisa mendapat pelanggan kira-kira 1 sampai 11 orang lelaki hidung belang.

Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang

Di jalan inilah, mulai dari sekitar jam 7 malam sampai menjelang waktu shubuh, setiap wanita yang berasal dari daerah sekitar malang dan bahkan ada yang dari luar malang rela menjajakan dirinya demi sebuah rupiah. Alasan mereka bermacam-macam, selain karena tuntutan ekonomi juga karena faktor psikolgis, yaitu tekanan dan prustasi yang luar biasa karena masalah keluarga (brokhen home), pemenuhan seksual, kegagalan berumah tangga dan patah hati ketika berpacaran serta faktor lingkungan

Selanjutnya simak di bawah ini  tentang Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang

Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang:

Sisi namanya. Berusia 19 tahun. Anak seorang pengusaha terkenal di Malang dan pengurus salah satu cabang olahraga. Hampir setiap hari nama ayahnya muncul di surat kabar.

Gadis cantik, yang namanya minta dituliskan persis seperti yang tertera di KTP-nya, adalah salah satu ABG ‘papan atas’ di Malang. Bila ‘turun’ ke jalan, ia biasa disapa dengan nama Sisi.

Apa yang kau cari Sisi? “Biar ayah tahu kalau saya sekarang memilih profesi ini. Jual diri,” katanya.

Secara sadar Sisi menyatakan harus melacur untuk membalas perlakuan ayahnya yang amat jarang pulang ke rumah saking sibuknya. Namun dia tidak akan mengobral pengakuan kepada sembarang orang, alasannya biar ayahnya tahu secara alamiah dari mulut ke mulut.

Karena itu pula, dia tidak canggung sedikit pun tatkala kepergok wartawan yang juga amat dikenalnya karena kerap datang ke rumahnya di kawasan elite di Malang. Setelah ibunya meninggal pada 1995 lalu, praktis di rumah sudah tidak ada figur panutan lagi. Jawaban Sisi terbilang klasik: korban broken home atau kekisruhan rumah tangga seperti halnya ratusan pelacur ABG lainnya. Sisi merasa tidak ada satu pun orang di rumahnya yang bisa dijadikan tempat berlindung. Ia malah merasa terlindung di dalam dekapan banyak pria yang menyukainya.

Kendati sebagai gadis muda belia yang cantik, Sisi lebih suka berdandan ala kadarnya. Akan tetapi wajah cantiknya tak bisa disembunyikan.

Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang
Ilustrasi

Sebagai pelacur ABG, Sisi semula tergolong laris, namun kemudian banyak ditinggalkan pelanggannya karena dinilai terlalu rewel.

Seorang pria yang cukup terpandang di Malang yang pernah beberapa kali membawa Sisi, mengatakan, “Dia selalu minta cepat pulang. Setelah di-booking pukul 12.00 WIB, pukul 17.00 sudah minta selesai dan cepat-cepat memanggil taksi untuk mengantarkan ke rumahnya.”

Pria berusia 45 tahun itu sengaja memilih Sisi karena gadis tersebut datang dari keluarga terpandang, dan sudah menjadi pembicaraan kalangan atas di Malang.

“Saya sengaja memilih Sisi karena alasan prestise. Ternyata setelah saya rasakan, dia banyak permintaan. Soal duit sih, dia tidak banyak tanya,” katanya. Disebutkan tarif rata-rata pelacur sekelas Sisi –sebelum dipotong honorarium GM-nya– Rp 500.000 sekali pakai. Sisi mengaku masih kuliah, “Silakan cek kalau tak percaya,” ujarnya sembari menunjukkan KTM (kartu tanda mahasiswa) sebuah perguruan tinggi kesohor di Malang.
Teman-temannya di kampus sudah banyak yang mengetahui Sisi menjadi pelacur, “Mereka tidak terlalu peduli. Tidak sedikit teman saya yang seperti saya. Kami saling tahu kelakuan masing-masing,” katanya.

Di Malang belakangan ini, memang banyak pelacur ABG yang datang dari kalangan ‘atas’. Sedikitnya, saat ini ada 25 ABG dari kalangan etnis Cina. Seorang gadis bermata sipit menceritakan tentang teman-temannya yang terjun ke dunia ‘hitam’, yang semuanya berasal dari keluarga mampu.

“Sebelum ini, ayah saya pengusaha cukup sukses. Entah kenapa tiba-tiba bangkrut,” cerita Lani, ketika ditemui di Dieng Plaza. Ia anak seorang pengusaha di Kediri.

Lani mengaku, sejak bisnis ayahnya bangkrut itulah kiriman uang kuliah di PTN terkenal di Malang tersendat-sendat. Terpaksa, Lani harus melayani pria hidung belang. Rupanya, resesi ekonomi yang mendera Indonesia dua tahun terakhir ikut menggelontor kelompok etnis yang selama ini dikenal paling mapan ekonominya. Bagi Lani, profesi inilah yang mampu menyambung napas hidup kuliahnya. Lani mengaku sekali dipakai dia mendapat bagian Rp 250.000. “Yang Rp 50.000 untuk Mami,” ungkapnya seraya menunjuk perempuan 40-an tahun yang duduk agak berjauhan.

Tapi tidak gampang menemui ABG di Kota Apel itu. Mereka bergerak secara rapi. Lokasi mangkal ABG –di Malang kerap disebut ayam abu-abu (bagi yang terlihat berseragam SMU) atau ayam kampus (khusus bagi pelacur ABG dari kalangan mahasiswi)– bisa ditemui di Plaza Dieng, food court Plaza Sarinah, di samping diskotek My Place, Laguna, dan Djoko Tarub Discoteque di kawasan wisata Batu. “Ada pula yang terang-terangan membuka praktek. Mereka bisa ditemui setiap saat di Hotel Royal Inn,” ujar seorang GM seraya menyebut beberapa nama hotel. Sisanya, di Hotel Garuda atau penginapan kelas bawah lain, merupakan pelacur profesional berusia 25 hingga 30 tahun. Berbeda dengan ABG di Surabaya yang berani menjajakan diri di tempat terbuka seperti di pinggir jalan –para ‘pemakai’ menyebutnya sebagai pelacur embongan (jalanan)– di Malang hanya bisa dijumpai di tempat-tempat keramaian seperti pertokoan atau kawasan tempat nongkrong anak muda. Mereka juga bisa ditemui di karaoke, diskotek, atau kafe.

Mereka memanfaatkan radio panggil (pager) bahkan ponsel (handphone) untuk mempermudah transaksi. Mereka rata-rata bergabung dalam induk semang/mami atau germo (GM). Tempat yang paling terkenal adalah kawasan Tlogomas dan Jl Tirtonadi. Ada satu yang tidak beroperasi lagi yakni yang di Jl Bandung 14.

Di kawasan wisata Batu, mereka bisa ditemui di Jaka Tarub Discoteque di Hotel Purnama. Masyarakat setempat juga mengenali ABG muka lama atau pendatang baru.

Masih di Batu, ada satu lagi Diskotek Fantasia yang pada Jumat, Sabtu, dan Minggu dijejali ABG. Di sekitar dua diskotek tersebut terdapat ratusan vila yang bisa disewa per jam. Bahkan, harga sewa bisa terbilang sangat murah, kecuali Sabtu dan Minggu. Pada hari biasa harga sewa dalam kisaran Rp 25.000 hingga Rp 100.000 per paro hari. Tidak usah ragu-ragu, karena para penjaga vila senantiasa bersikap proaktif. Mereka juga tak jarang berperan ganda sebagai broker (pialang) atau perantara atas permintaan para ABG. “Kalau akhir pekan mahal. Sebab kita sampai menolak permintaan,” kata seorang penjaja vila di kawasan Songgoriti Batu. Maklum, mereka kebanjiran ‘wisatawan’ dari Surabaya dan Jakarta. Dari mana mereka berasal? Pengakuannya bisa macam-macam. Kebanyakan mengaku dari Blitar, Kediri, Surabaya, atau daerah lain di Jatim. Tidak sedikit pula yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, dan belahan Indonesia timur lainnya. Tapi jumlahnya tidak bisa mengalahkan yang berasal dari Malang sendiri.

Sumber : http://agendamerah.wordpress.com/2012/11/28/geliat-dunia-malam-dan-prostitusi-di-malang/
Becak Siantar
Share this post :
Terimakasih Anda telah membaca tentang
Judul: Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh BosCoy
Semoga informasi Cerita Miring Penjaja Cinta di Malang bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa komentar Anda bila ingin bertanya. Salam Sukses

Posting Komentar

Berkomentarlah Sesuai dengan Topik, dan jangan sekali-kali menempelkan link apa saja di dalam komentar, karena akan kami hapus.

 
Support : Mas Template | Blog Tutorial | Info Lowongan Kerja
Copyright © 2011. Bali Dua Online - All Rights Reserved
Template ReCreated by Kumpulan Adsen Published by Info Bos
Proudly powered by Blogger